Nusa One - Minggu, Agustus 28 2022

Anggaran Disdik Aceh 3,5 Triliun, Hanya 2 SMA Negeri Masuk Top 1000 Nasional

Anggaran Disdik Aceh 3,5 Triliun, Hanya 2 SMA Negeri Masuk Top 1000 Nasional
  
Penulis
|
Editor


NusaOne.com|Banda Aceh – Hasil Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) mengumumkan 1000 Sekolah TOP tingkat Sekolah Menengah Atas tahun 2022 berdasarkan nilai Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) menyebutkan tidak ada SMA, SMK dan MA sederajat di Aceh yang masuk 100 besar sekolah terbaik nasional tahun 2022.

Rilis data yang dikeluarklan oleh LTMPT menyebutkan hanya terdapat empat sekolah Sekolah menengah Atas di Aceh yang masuk Top 1000 sekolah terbaik nasional, itupun di peringkat paling bawah nasional yaitu SMA Negeri Modal Bangsa menduduki peringkat 157 nasional dengan nilai UTBK 2022 565,451. Kemudian SMAN Fajar Harapan Banda Aceh di peringkat 434 dengan nilai 536,130, SMAS Lab School di posisi 933 dengan skor UTBK 515,138 serta MAN Insan Cendekia Aceh Timur diposisi 378 dengan nilai 540,132.

Merespon data tersebut, Dr Samsuardi selaku ketua Lembaga Pemantau Pendidikan Aceh (LP2A) merasa tidak terkejut lagi dengan publikasi data LTMPT tahun 2022, karena publikasi Hasil Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) tahun 2020, 2021 dan 2022, Aceh juga berturut-turut tingkat terbawah capaian skor nilai rata-rata siswa berkisar 446.7 point di bawah rata-rata nasional dan bahkan di bawah provinsi Papua.

Dijelaskan, terpuruknya pendidikan Aceh tidak lepas dari kurangnya komitment kadisdik Aceh dalam mempriotritaskan kebijakan anggaran pada perbaikan mutu pendidikan Aceh.

Jika mengkaji hasi publikasi data Laporan Akuntabilitas Kinerja Dinas Pendidikan Aceh (LAKIP) tahun 2021, public pasti tercengang dengan besarnya anggaran yang dikelola Disdik Aceh tahun 2021 mencapai 3,562 triliunan.

Tapi sayangnya, anggaran yang besar ini lagi-lagi lebih menyasar proyek pembangunan fisik gedung sekolah, rumah dinas, mobil dinas, ruang kelas, ruang laboratorium, ruang UKS, pagar sekolah, kantin, penataan taman serta proyeks pengadaan barang lainnya (lihat dokumen LAKIP tahun 2021). Jadi, tidak ada kebijakan ekstreem yang berdampak signifikan yang memprioritaskan pada perbaikan mutu pendidikan Aceh hingga tahun 2021.

“Jadi adalah hal yang sangat wajar hanya 2 SMA Negeri di Aceh yang berhasil tembus masuk kategori nominasi Top 1000 sekolah terbaik Nasional di tahun 2022 versi publikasi LTMPT,” kata Samsuardi.

Mengenai sikap gencarnya klaim kadisdik Aceh selama ini terkait tingginya pesertase kelulusan SBMPTN Aceh tertinggi peringkat 6 Nasional tahun 2021 dan 2022, Dr Sam menegaskan itu hanyalah kerja pencitraan untuk menutupi kegagalan peroodesasi kadisdik Aceh saat ini.

Dirinya juga menambahkan, sebagai peneliti, klaim kadisdik Aceh lebih kepada penyesatan informasi dan sudah kita bantah argumentasi kadisdikdik Aceh di opini serambi yang bertajuk “15 tahun pendidikan Aceh terpuruk”.

Menurutnya, Disdik Aceh cenderung melakukan pencitraan untuk menutupi kegagalannya selama ini dengan merekayasa tafsiran kelulusan SBMPTN tahun 2021 dan 2022 siswa Aceh seolah terjadinya perbaikan mutu pendidikan di Aceh. Logikanya tidak mungkin terjadi perbaikan mutu pendidikan Aceh jika hanya 4 sekolah yang masuk nominasi top 1000 terbaik versi LTMPT tahun 2022.

Bahkan tidak ada satupun di tahun 2022 sekolah tingkat SMA di Aceh yang masuk TOP 100 sekolah terbaik versi capaian nilai tes LTMPT yang membuktikan jika klaim adanya perbaikan mutu pendidikan oleh kadisdik Aceh selama ini hanyalah penyesatan opini public.

Beberapa hari yang lalu kadisdik Aceh juga sempat gencarnya men brainding seolah disdik Aceh telah cukup berhasil atas torehan prestasi Aceh juara pertama sukses mengirim jumlah tim terbanyak mendaftar di ajang perlombaan Kihajar Dewantara secara nasional.

Harusnya yang dibanggakan disdik Aceh adalah prestasi juara yang diraih siswa nantinya, bukan pada pencitraan klaim team terbanyak.

“Idealnya seorang pejabat public tidak sibuk bisingnya kerja pencitraan melainkan kerja nyata dengan karya monumental sehingga tidak dikesankan gila pujian,” tamnbahnya.

Stayle kepemimpinan kadisdik Aceh selama ini kita asumsikan sebagai kerja penuh kepalsuan jika berkaca pada pengelolaan anggaran disdik Aceh tahun 2021 lalu mencapai 3,562 Triliun, Disdik Aceh memproyeksikan 1,4 T untuk porsi pengadaan proyeks fisik Barang dan Jasa tanpa kebijakan anggaran priorotas untuk pembinaan Olimpiade siswa SMA dan SMK di Aceh.

Akhirnya, tahun 2021 dari sekian banyak team yg dikirim pada olympiade Nasional, hanya Noval Ardiansyah SMKN Karang Aceh Tamiang dari sekian banya SMAN dan SMKN yg berhasil lolos meraih piala Perunggu, selebihnya ZONK semua, tutupnya.(Sumber: News Analisa)

Bagikan:

Tinggalkan Komentar