NusaOne.com|Jakarta – Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi jenis Pertalite dan Solar kembali naik pada akhir pekan lalu, 3 September 2022.
Masyarakat mengeluh dan menjerit dengan kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM subsidi saat ini, terlebih lagi di saat harga minyak mentah dunia kini tengah mengalami trend penurunan.
Naiknya BBM subsidi itu oleh pemerintah dinilai melukai hati rakyat, betapa tidak saat ini rakyat Indonesia baru saja bangkit untuk menata kembali perekonomiannya, porak poranda akibat Covid-19 lalu.
Seharusnya pemerintah lebih apresif terhadap pertumbuhan ekonomi rakyat, seperti slogan Hut RI ke 77 kemarin, Pulih lebih cepat, Bangkit lebih kuat, namun realita yang terjadi dengan kebijakan pemerintah ini, malah melukai hati Rakyat “, Demikian ucap H.Jamai Suni, SE, MM ketua DPW Partai Ummat Aceh, Selasa (06/09) di Jakarta.
Kami sangat menyayangkan keputusan Pemerintah ini, karena memiliki dampak yang cukup besar, lihatlah kalangan bawah yang berprofesi sebagai buruh,sopir angkot, ojol, tukang becak.kehidupan mereka saat ini dalam penderitaan.
Pemerintah jangan melupakan dan mengabaikan
Dampak pandemi lebih kurang 2 tahun kita rasakan banyak masyarakat kita yang kena PHK saat pandemi belum mendapatkan pekerjaan jadi pengganguran.
Bagi Pelaku usaha baik pedagang kecil dan menengah saat ini baru mulai merangkak dan merintis kembali usahanya yang hancur dan bangkrut selama pandemi tidak bisa berjalan sama sekali kegiatan usahanya alias mati.
Lanjutnya, BBM naik juga berdampak terhadap kenaikan harga sembilan kebutuhan pokok (sembako), jadi menurut kami pemerintah hendaknya menarik kembali dan menetapkan lagi harga BBM terdahulu.
“Bukankah Pemerintah hadir untuk mensejahterakan rakyat, selalu mendukung dan berpihak kepada rakyat dalam setiap programnya, bukan hanya sekedar slogan pro rakyat tetapi kebijakannya yang harus pro rakyat
,Kritisi pria yang kerap disapa bang Jamai.
harapannya pemerintah mengevaluasi dan mengkaji ulang kenaikan BBM ini.