NusaOne.com | Banda Aceh – Kabupaten Aceh Selatan melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Tsunami And Disaster Mitigation Research Center (TDMRC) Universitas Syiah Kuala (USK) beserta Forkopimda dan dinas terkait melakukan Fokus Group Discussion (FGD).
Kegiatan yang berlangsung sehari penuh membahas dokumen dan peta kajian resiko bencana banjir di Kabupaten penghasil pala ini tahun 2022-2027 di ruang rapat Kantor Bupati Aceh Selatan, Rabu (03/08).
Bupati Aceh Selatan ,Tgk . Amran dalam kesempatan itu menyampaikan banjir merupakan bencana yang hampir setiap tahunnya melanda beberapa kecamatan, terutama saat musim hujan tiba.
” Hal itu perlunya kesadaran akan pentingnya pencegahan maupun kesiapsiagaan terhadap bencana banjir tentunya membutuhkan dukungan serta komitmen bersama dari seluruh pihak, ” kata Tgk. Amran.
Untuk menjamin terselenggaranya pencegahan, kesiapsiagaan, maupun penanganan bencana banjir dengan tepat dan terukur, perlu melakukan upaya yang terencana, terpadu, terkoordinir dan menyeluruh dengan melibatkan seluruh pihak, tegas Bupati Aceh Selatan.
Diskusi yang menghadirkan pemateri dari tim Pusat Studi Mitigasi Bencana Universitas Syiah Kuala diantaranya, Dr. Syaumi Syahreza, M.Si, Imam Munandar, S.T, M.Si, dan Ismiatur R Nur, ST., M.Si.
Ketua Tim Pusat Studi Mitigasi Bencana Universitas Syiah Kuala, Dr. Syaumi Syahreza, M.Si, mengatakan FGD kajian resiko bencana banjir, adalah upaya pendekatan untuk memperlihatkan, mengkaji potensi dampak negatif yang mungkin timbul akibat suatu potensi bencana.
” FGD ini adalah upaya kita bersama untuk mengkaji potensi yang mungkin timbul untuk memetakan langkah atau upaya yang akan dilakukan untuk penanganan bencana,” kata Dr. Syaumi Syahreza, M.Si.
Penanggulangan resiko banjir akan diambil dari kajian resiko banjir ini, sehingga pengkajian yang komprehensif menghasilkan penanganan yang lebih baik dalam mengantisipasi resiko bencana banjir, tegasnya.(zas)