NusaOne.com — Salah satu wabah yang kini patut diwaspadai adalah cacar monyet. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bahkan telah menetapkan status darurat. Meskipun, sampai saat ini belum terdeteksi masuk ke Indonesia.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Jogja, Emma Rahmi Aryani pun menyatakan kewaspadaannya. Sebab tingkat kegawatan terburuk bagi dari pasien yang menderita cacar monyet adalah kematian.
“Fatalitasnya bisa kematian. Semuanya tergantung dari di mana dia diserang, terus kondisi tubuhnya saat diserang,” katanya, Kamis 4 Agustus 2022.
Oleh karenanya Emma mengimbau masyarakat untuk terus menjaga pola hidup bersih dan sehat (PHBS). Dikarenakan semua penyakit sebetulnya memiliki pola yang dapat dikatakan mirip atau sama.
“Semua sebetulnya kewaspadaan tidak hanya dikotak-kotak. Penyakit itu sebetulnya semuanya sama. Artinya, kewaspadaan terhadap penyakit ini yang pertama adalah prokes dan PHBS,” tegasnya.
Berdasar data yang dihimpun, cacar monyet adalah suatu penyakit infeksi virus bersifat zoonosis dan jarang terjadi. Beberapa kasus infeksi pada manusia yang pernah dilaporkan terjadi secara sporadis di Afrika Tengah dan Afrika Barat dengan daerah hutan hujan tropis.
Secara umum, gejala cacar monyet terlihat dari lesi atau luka pada kulit yang menyebar di seluruh tubuh. Namun, setelah terjadi mutasi, lesi kulit hanya terlihat di beberapa bagian tubuhh saja seperti mulut, telapak tangan, muka hingga kaki.
“Tapi dari yang utama, baik itu virus maupun kuman ya protokol kesehatannya yang memang harus dikedepankan. Misalnya prokes dengan masker karena Covid-19. Ternyata bisa menurunkan TBC.
Walaupun itu bukan virus atau kuman, asal pencegahannya tidak ini kemana mana, Jadi pada prinsipnya untuk kewaspadaan semuanya. Untuk penyakit itu sama, otomatis prokes dan PHBS,” tidak membiarkan diri lalai PHBS dan prokes, Red) tandasnya.(Abraar)