NusaOne.com|Banda Aceh – Gerakan Imunisasi dan Stunting Aceh (GISA) dimulai sejak tanggal 30 Agustus 2022 di seluruh kabupaten/kota se-Aceh. GISA merupakan program yang dicanangkan Penjabat (Pj) Gubernur Aceh, Achmad Marzuki untuk mempercepat penanganan stunting dan capaian imunisasi di Aceh.
Achmad Marzuki juga menunjuk sejumlah pejabat Satuan Kerja Perangkat Aceh (SKPA) untuk menjadi orangtua asuh yang akan bertanggungjawab terhadap penanganan stunting dan capaian imunisasi di seluruh kabupaten/kota di Aceh.
Diantara SKPA yang ditunjuk Achmad Marzuki untuk bertanggungjawab terhadap mitigasi stunting ialah Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Aceh (DPKA). DPKA dikabarkan akan bertanggungjawab di Kabupaten Aceh Utara.
Kepala DPKA, Dr Edi Yandra MSP mengatakan, pihaknya akan berangkat ke Aceh Utara untuk menyukseskan amanah GISA pada tanggal 7 September 2022.
Edi mengatakan, agenda utama DPKA dalam menyukseskan program GISA di Aceh Utara ialah den melakukan sosialisasi kepada keuchik, puskesmas, camat, sekolah, dan masyarakat umum.
Agenda sosialisasi ini, kata dia, diharapkan agar warga setempat bisa paham betul mengenai stunting, pencegahan stunting, pemenuhan gizi, hingga bagaimana mendeteksi potensi stunting terhadap anak.
Langkah selanjutnya, ujar dia, Aparatur Sipil Negara (ASN) DPKA akan mencoba menjadi orangtua asuh bagi anak-anak stunting di Aceh Utara.
Pihak DPKA, kata Edi, akan berusaha semaksimal mungkin membantu anak-anak stunting di Aceh Utara dengan tetap memerhatikan sisi kemanusiaan.
“Nanti kita akan menjadi orangtua asuh. Kita akan bantu apa yang bisa kita bantu. Kita akan bantu sesama, dengan menitikberatkan sisi kemanusiaan ASN yang ada di DPKA,” ucap Edi Yandra kepada awak media di Banda Aceh, Minggu (4/9/2022).
Di samping itu, DPKA secara kelembagaan dalam upaya mitigasi stunting di Aceh juga berencana membuat pojok-pojok baca di tempat umum. Pojok baca ini akan diisi dengan buku dan informasi yang berkaitan dengan stunting serjasgara mencegahnya.
Namun, pojok baca ini masih sebatas wacana, karena semua itu tergantung dari sisi penganggaran program kerja.
Di sisi lain, dalam rangka menyukseskan GISA di Provinsi Aceh, DPKA juga bakal mengajak Dinas Perpustakaan Kabupaten/Kota untuk ikut bersama mensosialisasikan mitigasi stuting ke masyarakat umum.
Melalui pendekatan ini, DPKA beserta Dinas Perpustakaan Kabupaten/Kota lainnya juga akan turun ke sekolah sekolah untuk sharing (berbagi) ilmu serta penguatan sanitasi pencegahan stunting di daerah.
Tak hanya itu, Kepala DPKA ini juga turut mengajak seluruh elemen masyarakat, baik dari kalangan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), pengusaha Aceh, dan lain sebagainya untuk merumpun bersama menargetkan penurunan angka prevalensi stunting di Aceh.
“Menangani stunting tentu harus melibatkan semua pihak. Stunting adalah persoalan kita bersama, tentunya semua dari kita Tg terlibat menangani stunting,” ucapnya.
Terakhir, mengenai mitigasi stunting di Aceh, Edi Yandra berharap agar masyarakat bisa paham terhadap bagaimana penanganan dini terkait potensi stunting bagi balita.
“Kita harapkan masyarakat bisa menangani persoalan stunting secara dini. Kita semua harus memahami bahwa potensi stunting dimulai sejak dalam kandungan ibu hamil, memerhatikan kecukupan gizi, imunisasi anak, sanitasi pencegahan stunting dan sebagainya,” tutur Edi.
Edi juga berharap kepada anak-anak muda di Aceh agar terus membekali diri dengan ilmu pengetahuan sehingga diharapkan ke depan mereka bisa menyampaikan pengetahuannya, baik yang bersifat umum atau bersifat khusus kepada keluarga dan kerabat dekat mengenai pencegahan dini terhadap kasus stating.(*)